BADAN SERTIFIKASI KADIN DKI JAKARTA
KOMPLEK MAJAPAHIT PERMAI BLOK B NO.21-23
Jl. MAJAPAHIT NO.18-22, JAKARTA PUSAT
Telepon : (021) 386 1838, 2120 8089 Faks. (021) 384 4565
Whatsapp : 0878 3128 6550, 0877 2266 3231
Untuk informasi klik link ini : https://lynk.id/bskkadinjakarta/
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mendukung penuh program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Termasuk larangan ekspor bauksit yang akan dimulai per Juni 2023 nanti.
Arsjad menilai Jokowi dan jajarannya tidak akan gentar menghadapi ancaman gugatan ke Organisasi Perdagangan Internasional alias WTO, khususnya dari China. Pasalnya, sekitar 90 persen ekspor bauksit Indonesia lari ke Negeri Tirai Bambu.
"Seperti pak Presiden mengatakan, gugat-menggugat silakan. Tapi kan setiap negara mempunyai hak. Dan yang ingin kita lakukan bukan apa-apa, tapi ujungnya tuh mensejahterakan, kemakmuran untuk bangsa kita, masyarakat kita," ujarnya kepada Liputan6.com di Magelang, Jawa Tengah, dikutip Minggu (26/3/2023).
"Salah satu jalannya adalah bagaimana membangun industri hilirisasi. Supaya value added atau nilai tambah bisa ada di Indonesia, tidak ke negara lain. Jadi supaya industri kita, industri kecil dan menengah bisa berkembang," kata Arsjad.
Terlebih untuk bauksit, Arsjad melanjutkan, itu merupakan salah satu bahan mentah utama dalam membangun alumunium. Saat ini, komoditas mineral tersebut banyak diincar untuk membuat kerangka mobil listrik menjadi lebih ringan.
Dengan memiliki sumber daya karunia alam tersebut, banyak negara disebutnya seakan ketakutan kalau Indonesia mulai merangsek jadi negara maju.
"Masa sih Indonesia enggak boleh, kan kita juga pengen jadi negara advance. Bukan hanya negara berkembang, tapi juga negara yang maju," sebut Arsjad.
Ketimbang layangkan gugatan ke WTO, Arsjad lantas menyarankan China untuk bantu Indonesia membangun industri komponen kendaraan listrik di Tanah Air.
"Kita bisa complimentary, bisa kerjasama. Contohnya kayak nikel, silakan mau investasi, monggo. Pak Jokowi sudah bicara, kalau bisa semua nanti kita setop dan lakukan hilirisasi di Indonesia. Karena tambah banyak hilirisasi, value added akan ada di Indonesia," tuturnya.