BADAN SERTIFIKASI KADIN DKI JAKARTA
KOMPLEK MAJAPAHIT PERMAI BLOK B NO.21-23
Jl. MAJAPAHIT NO.18-22, JAKARTA PUSAT
Telepon : (021) 386 1838, 2120 8089 Faks. (021) 384 4565
Whatsapp : 0878 3128 6550, 0877 2266 3231
Untuk informasi klik link ini : https://lynk.id/bskkadinjakarta/
Kadin Proyeksi Sektor Manufakur Tumbuh Moderat di Periode Ramadan 2023
Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memproyeksikan kinerja sektor manufaktur akan tumbuh moderat para periode Ramadan dan Idul Fitri (Maret-April) tahun ini lantaran permintaan ekspor manufaktur di pasar global akan menurun. Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menilai tidak mengherankan bila Bank Indonesia memproyeksikan kinerja di kuartal I/2023 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV/2022. Shinta membeberkan hal itu karena antisipasi hasil panen di sektor agrikultur dan produktifitas di sektor tambang yang didorong oleh harga komoditas di pasar global. Juga, menurutnya, sektor manufaktur dan jasa nasional di kuartal I/2023 juga ditopang oleh produksi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pasar domestik pada periode Ramadan dan Idulfitri pada Maret-April 2023. Baca Juga : Blacklist Direksi Dapen oleh Kementerian BUMN? Kadin: Tingkatkan Pengawasan “Jadi meski ekspansi usaha akan terjadi di kuartal I/2023 dan hampir semua sektor karena demand pasar domestik, pertumbuhannya akan lebih moderat karena pelaku usaha melakukan ekspansi produksi secara hati-hati untuk mengimbangi proyeksi penurunan daya beli pasar karena efek inflasi yang masih di atas [komparasi dengan level inflasi pra-pandemi] dan efek akumulasinya terhada daya beli masyarakat,” ujar Shinta kepada Bisnis, dikutip Sabtu (14/1/2022). Dia mengungkapkan pada 2023 ini juga persiapan ekspansi kinerja pelaku usaha tidak ada yang terlalu istimewa, sebab pelaku usaha masih bisa mengatur pasokan bahan baku/penolong (baik impor maupun domestik), memaksimalkan kapasitas produksi yang ada, dan dengan melakukan strategi pemasaran dan distribusi pasar yang biasa dilakukan pada musim konsumsi yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk modal kerja, lanjut Shinta, pelaku usaha saat ini memiliki kecenderungan untuk menahan ekspansi pinjaman modal karena tingkat ketidakpastian permintaan pasar masih relatif tinggi dan proyeksi tren suku bunga pinjaman juga masih bisa meningkat dalam jangka pendek. Baca Juga : Ekspor Tembaga Mau Disetop, Kadin Minta Pemerintah Siapkan Rencana Kontingensi “Karena itu, yang lebih diprioritaskan untuk penciptaan modal usaha adalah pemodalan melalui sumber-sumber pendanaan nonkredit, seperti peningkatan efisiensi beban usaha, memaksimalkan perputaran cash flow untuk modal produksi atau pemanfaatan pinjaman dari buyers dalam supply chain, meretain distribusi dividen, atau cara lain penyuntikan modal secara alternatif. Misalnya pinjaman yang difasilitasi oleh pemerintah atau fintech yang umumnya dilakukan oleh pelaku usaha skala UMKM),” ungkap Shinta. Sebelumnya, di tengah proyeksi perekonomian global mengalami resesi, sektor manufaktur Indonesia pada 2023 diyakini melanjutkan ekspansi yang tetap kencang. Survei terkini Bank Indonesia mengungkapkan bahwa kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan meningkat 53,30 persen lebih tinggi dari 50,06 persen pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen tercatat membaik, di mana peningkatan tertinggi pada volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi. Seluruh subsektor industri pengolahan diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada subsektor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki. Baca Juga : Kadin: Ini 3 Strategi Pengusaha untuk Hadapi Ancaman Resesi Subsektor lain yang tercatat meningkat adalah subsektor Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet, serta Logam Dasar Besi dan Baja. Proyeksi ekspansi ini selaras dengan indeks kepercayaan industry (IKI) Kemenperin yang menyatakan selam 6 bulan ke depan kalangan industry optimistis dengan catatan, seperti apa yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan ekspansi industry dapat berjalan. Selain itu, indeks SP Global IHS Markit juga menunjukkan sektor kalangan usaha pada 2023 ini memandang positif. Per Desember, HIS Markit menunjukkan angka ekspansif di 50,9.