Disampaikannya, hal ini merupakan komitmen KADIN Indonesia untuk membantu dan mewujudkan visi besar Presiden Jokowi.
"Peta jalan ini dibuat agar segala upaya, program serta inisiatif dapat lebih terkoordinasi dan terarah pada pencapaian target pembangunan 2045. Peta jalan juga harus dibuat secara bersama, kolaboratif dan inklusif karena setiap sektor berbeda tantangan dan peluangnya," kata Arsjad, dikutip dari keterangan tertulis KADIN, Jumat (16/12/2022).
Ditambahkannya, KADIN Indonesia sama optimisnya dengan Presiden Jokowi mengenai jalan kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045 terbuka luas.
Arsjad percaya, KADIN memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain; pasar yang besar, tenaga kerja produktif yang melimpah, dan juga kekayaan sumber daya alam.
Tak hanya itu, Indonesia juga telah mendapatkan kepercayaan dunia dengan berhasil menjadi tuan rumah G20-B20 tahun ini, dan menjadi penyelenggara ASEAN Business Advisory Council (BAC) Summit 2023.
"Presiden Jokowi sudah merumuskan visi bagi Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke- 4 di dunia. Ini big dream yang bisa kita wujudkan. KADIN Indonesia akan membuat peta jalannya, kita harus membuat risetnya, langkahapa saja yang dunia usaha bisa bantu wujudkan, terutama di seluruh sektor industri termasuk UMKM dan juga penyiapan SDM-nya agar bukan hanya makmur dan sejahtera, tapi juga nol kemiskinan," tutur Arsjad.
Arsjad melihat, upaya peta jalan apapun tidak akan bisa optimal kalau SDM yang menjadi key enablernya tidak ikut ditingkatkan.
Maka dari itu, selain peta jalan industri, Peta Jalan Indonesia Emas 2045 juga akan dilengkapi dengan peta jalan SDM.
"Penting untuk kita bisa persiapkan SDM kita untuk bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045. Seperti yang Bapak Presiden Joko Widodo katakan di RAPIMNAS, Indonesia akan punya bonus demografi. Peluang ini harus kita manfaatkan dengan baik, kita harus persiapkan DM-SDM kita dengan skill yang menjawab kebutuhan industri saat ini dan di masadepan melalui Peta Jalan SDM," ucap Arsjad.
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Arsjad melihat diperlukannya check point, terutama di 2030 untuk mengukur dan mengevaluasi apakah jalan kita untuk keluar dari middle income trap sudah berhasil atau tidak.
Jika tidak, apa yang harus dibenahidan jika berhasil apa yang harus ditingkatkan agar jalan menuju 2045 semakin mudah tercapai.
"Selain peta jalan, kita juga perlu memikirkan rekomendasi kebijakannya. Ini agar sinkron dan selaras. KADIN Indonesia perlu menggandeng universitas, lembaga penelitian untuk menciptakan policy yang komprehensif dan jelas. Kita juga harus melibatkan pemikiran dari daerah melalui FGD, sehingga perencanaan perekonomian-nya inklusif, adil dan menjangkau seluruh Indonesia," kata Arsjad.