BADAN SERTIFIKASI KADIN DKI JAKARTA
KOMPLEK MAJAPAHIT PERMAI BLOK B NO.21-23
Jl. MAJAPAHIT NO.18-22, JAKARTA PUSAT
Telepon : (021) 386 1838, 2120 8089 Faks. (021) 384 4565
Whatsapp : 0878 3128 6550, 0877 2266 3231
Untuk informasi klik link ini : https://lynk.id/bskkadinjakarta/
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Komite Aset Digital Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Raine Renaldi, menerangkan, ekonomi digital jadi opsi tepat untuk meraup keuntungan bisnis secara optimal.
Menurutnya, terdapat keuntungan dari peralihan bisnis konvensional ke digital. Selain untuk optimalisasi keuntungan, pola kerjanya pun lebih efisien karena selain menjangkau seluruh kalangan lokal, pola digitalisasi mampu memberikan kemudahan dalam menjangkau pasar yang lebih luas.
"Dan tentunya, ekonomi digital ini jauh lebih mudah mendapatkan investor jika kita membutuhkannya," ujar Raine Renaldi, dalam keterangannya, Selasa (15/3/2023).
"Nah, makanya untuk pencerahan, orang yang saya bawa sekarang adalah mereka yang fokus pada passion mereka dan mereka tahu bahwa dengan digital mereka bisa menjangkau dunia," katanya.
Menurutnya, banyak pengusaha lokal yang telah mendunia seperti Rudi Harly Setiawan sebagai CEO Eizper Chain, Gerryadi Agusta Sachanity sebagai CEO KAABAVERSE, Egi Septiana sebagai CEO Backbone-Pro dan pengusaha besar lainnya sebagai percontohan.
"Ini harus menjadi motivasi bagi pengusaha lain bahwa ekonomi digital ini adalah salah satu kesempatan untuk berkembang sampai ke dunia global. Saya membawa mereka itu untuk mendorong pada pengusaha lain untuk masuk ke dunia yang sebenarnya, bukan dunia masa depan lagi, tapi dunia yang saat ini sedang dijalani yakni, ekonomi digital," ungkapnya.
Sementara itu, CEO Eizper Chain, Rudi Harly Setiawan menyampaikan, pada dasarnya, ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi besar di masa depan untuk memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis dan ekonomi nasional secara keseluruhan.
"Hal ini dapat dilihat dari adopsi teknologi yang semakin tinggi dan penetrasi internet yang semakin luas," ujarnya.
Para pelaku bisnis, ditegaskan Rudi, perlu terus mengembangkan strategi bisnis yang inovatif dan mengikuti perkembangan teknologi yang terus berkembang.
"Selain itu, kerja sama dan dukungan dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, lembaga keuangan, dan asosiasi industri juga dapat membantu mengatasi tantangan dalam menjalankan bisnis di era ekonomi digital," paparnya.
CEO Backbone-Pro, Egi Septiana menuturkan, dirinya bergerak di usaha konvensional sejak 2017 namun, pada tahun 2018-2019, usahanya dikembangkan pada digitalisasi dan kemudian masuk pada tokenisasi hingga saat ini.
Dengan adanya peralihan tersebut, lanjut dia, usahanya banyak menuai kemudahan seperti mendapatkan kucuran dana dari luar negeri puluhan juta US dollar dalam kurun waktu dua tahun ini.
"Jadi intinya mereka membeli token kita, lalu token itu diinvestasikan ke beberapa kandang, baik untuk penambahan scale up daging sapi lalu bagi hasil dengan para pemegang token," tuturnya.
Hal senada disampaikan, Chief DEF Sharing Vision, Founder Gajah Crypto, VP Startup Bandung, Nur Islami Javad akhir 2022 menjadi tahun penuh kejutan. Nasabah digital Banking menembus 80 juta orang.
Berdasarkan survey terhadap 6.985 responden di Indonesia (bit.ly/svoutlook23), sambung dia, QRIS yang terbilang masih baru dari BI, langsung terbang ke 89 persen menyalip emoney eksisting. Fenomena perkembangan digital life style 5 tahun terakhir terus naik dan semakin in…