Anda berada di sini: Beranda  »  Berita  »  Detil Artikel / Tips

Detil Artikel / Tips


Kadin: Penyesuaian Pertumbuhan Ekonomi 5,1% Sudah Tepat

Kadin: Penyesuaian Pertumbuhan Ekonomi 5,1% Sudah Tepat

Kadin Indonesia memandang penurunan target batas bawah pertumbuhan ekonomi dari 5,3% menjadi 5,1% sudah tepat. Hal itu dikarenakan investor cenderung wait and see.

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita menilai, penurunan batas bawah target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 sudah tepat. Pasalnya, tantangan investasi sudah mulai muncul dari menurunnya realisasi investasi asing di Tanah Air.

Ia pun menyebut, investor mulai berbondong-bondong mengalihkan portofolio investasinya dari Indonesia menuju negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, Filipina, bahkan India. Selain itu, isu tahun politik juga membuat investor cenderung wait and see terhadap kondisi di Indonesia.

“Saya rasa, (pertumbuhan ekonomi 2024) bisa mencapai 5,1% sudah alhamdulilah. Pemerintah menurut saya cukup jeli dengan apa yang akan terjadi,” jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/6). 

Lebih lanjut, dirinya juga meyakini, bahwa upaya realisasi investasi yang sudah diteken di BKPM pun tak akan semudah itu bisa terjadi. Hal ini juga akibat instabilitas peraturan Indonesia yang cenderung berubah terus-menerus.

“Padahal butuh kepastian hukum, dan itu (masalah) klasik,” terangnya.

Sebelumnya dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024, pemerintah cukup percaya diri mematok pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dalam rentang 5,3-5,7% dan dapat tercapai di tahun depan. 

Adapun berdasarkan hasil keputusan mengenai asumsi dasar dalam RAPBN 2024, pemerintah bersama DPR RI sepakat untuk menyesuaikan target pertumbuhan ekonomi tahun depan bergerak dalam rentang 5,1-5,7%.

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan, pemerintah pada saat yang sama akan terus juga melakukan penelitian observasi terhadap perkembangan perekonomian terkini. Hal ini dilakukan untuk mengkalibrasi target pertumbuhan ekonomi yang sudah sesuai dengan kondisi terkini di global maupun domestik.

“Tentu untuk bisa meningkatkan terus akurasi dari berbagai asumsi dasar yang akan digunakan dalam perhitungan RAPBN 2024 yang akan disampaikan oleh Bapak Presiden pada tanggal 16 Agustus,” ungkap Menkeu, Kamis (8/6).

Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah bersama DPR juga menyepakati target inflasi 2024 1,5-3,5%; nilai tukar rupiah sekitar 14.700-15.200 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sekitar 6,49-6,91%. 

Sementara untuk target pembangunan disepakati tingkat pengangguran terbuka 5,0-5,7%; tingkat kemiskinan 6,5-7,5%; gini rasio 0,374-0,377 poin; indeks pembangunan manusia 73,99-74,02 poin; serta indikator pembangunan untuk nilai tukar petani sebesar 105-108 poin dan nilai tukar nelayan sebesar 107-110 poin.

Kedua pihak juga menyepakati hasil panja penerimaan negara. Pemerintah akan meningkatkan tax ratio penerimaan perpajakan di kisaran 9,92-10,2% dengan optimalisasi pelaksanaan UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

Selanjutnya, pemerintah juga akan memperluas basis perpajakan, mengoptimalkan potensi pajak dari program hilirisasi perekonomian, serta mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak.

“Panja untuk penerimaan negara yang juga tadi telah disampaikan hasilnya dengan sedikit koreksi dari range atas dan bawahnya, dan kami terima sesuai dengan yang telah disepakati di dalam panja,” tandas Menkeu.

Pemerintah dalam KEM-PPKF 2024 menyebut, prospek pemulihan ekonomi global masih tertahan. Kendati, Indonesia diperkirakan termasuk sebagai salah satu negara yang masih mampu tumbuh kuat di tahun 2023

IMF dalam WEO April 2023 memproyeksi, pertumbuhan volume perdagangan global di 2023 hanya akan mencapai 2,4% (yoy) atau melanjutkan pertumbuhan melambat pada tahun sebelumnya yang menyentuh 5,1% (yoy). Kendati, pertumbuhannya disinyalir dapat menguat ke level 3,5% (yoy) di 2024.

https://validnews.id/ekonomi/kadin-penyesuaian-pertumbuhan-ekonomi-51-sudah-tepat